31-07-2023
Maraknya Artificial Intelligence (AI) yang dipicu oleh peluncuran ChatGPT pada November 2022 telah menimbulkan minat yang sangat besar di banyak sektor. AI memegang banyak janji penggunaan yang produktif dan konstruktif di banyak bidang. Ini telah melepaskan berbagai penggunaan teknologi secara kreatif.
Terlepas dari semua pandangan optimis tentang perkembangan AI, banyak pakar AI telah memperingatkan tentang dampak proliferasi AI. Kekhawatiran tersebut berkisar dari kecurangan dalam pendidikan, masalah hak cipta untuk karya kreatif, sejumlah pekerjaan yang berpotensi digantikan oleh AI, dll. Selain semua kekhawatiran di atas, salah satu kekhawatiran yang sangat wajar terkait AI adalah potensinya untuk disalahgunakan sebagai alat yang ampuh untuk disinformasi. Kekhawatiran ini hanya meningkat menjelang musim pemilu.
Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum pada awal tahun 2024. Pengalaman dari musim pemilu sebelumnya telah mengajarkan kita tentang maraknya disinformasi politik yang menimbulkan begitu banyak keresahan dan keresahan di masyarakat Indonesia. Dengan maraknya AI saat ini, ada kekhawatiran yang sah bahwa AI berpotensi digunakan untuk disinformasi politik selama pemilihan umum Indonesia tahun 2024. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap potensi penyalahgunaan ini serta pendekatan kreatif untuk memeranginya. disinformasi.
Seminar hybrid bertujuan untuk mengatasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh kemajuan terbaru dalam AI, seperti ChatGPT, Midjourney, dan Stable Diffusion, dalam memerangi disinformasi menjelang tahun pemilu 2024 yang penting di Indonesia. Seminar tersebut memiliki arti penting bagi proses demokrasi Indonesia dan integritas pemilihan presiden Indonesia 2024 mendatang. Kampanye disinformasi dapat mengikis kepercayaan pada institusi, memanipulasi opini publik, menggoyahkan lingkungan pemilu, dan memengaruhi hasil pemilu. Diskusi terbuka tentang peran AI dalam menyebarkan dan memerangi disinformasi akan mendorong transparansi, inovasi, dan kolaborasi, memungkinkan pembuat kebijakan, pakar teknologi, dan warga negara untuk bekerja sama dalam memastikan keadilan dan akurasi pemilu, dengan demikian menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi bangsa.
Dengan menghadirkan pakar, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan, seminar ini akan mendorong diskusi, berbagi pengetahuan, dan pengembangan pendekatan inovatif untuk melawan penyebaran disinformasi selama kampanye pemilu. Peserta akan mendapat manfaat dari diskusi dan rekomendasi untuk menginformasikan mahasiswa dan dosen lainnya. Perwakilan media akan memperoleh alat baru untuk pengecekan dan verifikasi fakta, sementara organisasi masyarakat sipil dapat memperkuat upaya mereka dalam mempromosikan literasi dan kesadaran media.